Penulis:
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab رحمه
الله تعالى
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin رحمه الله
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد
3. Hadits riwayat Bukhari dan Muslim dengan lafazh Bukhari, dari Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
ما منكم من أحد إلا قد كتب مقعده من النار أو من الجنة.
فقال رجل من القوم : ألا نتكل يا رسول الله؟ قال: لا، اعملوا قكل ميسر، ثم قرأ { فأما من أعطى واتقى } الآية.
وفي لفظ للمسلم : فكل ميسر لما خلق له.
"Tidaklah seorang dari kalian kecuali telah dicatat tempatnya di neraka atau di surga."
Salah seorang sahabat bertanya,
"Tidakkah kita pasrah saja kepada takdir, ya Rasulullah?"
Nabi صلى الله عليه وسلم menjawab,
"Tidak! Beramallah kalian! Dan masing-masing orang akan dimudahkan (menjalani apa yang ditakdirkan untuknya), lalu beliau membaca ayat,
فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى (٥) وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى (٦) فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى (٧) وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى (٨) وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى (٩)فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى
"Adapun orang yang memberikan hartanya lagi bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami akan memberikan baginya jalan yang mudah. Adapun orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka Kami akan berikan untuknya jalan yang sulit." (QS. Al-Lail: 5-9)
📝 Dalam riwayat Muslim:
"Masing-masing akan dimudahkan pada apa yang telah ditentukan baginya."
Maka Nabi صلى الله عليه وسلم memerintahkan untuk beramal (berikhtiar), dan melarang pasrah kepada takdir.
4. Bahwa Allah ta'ala telah memberikan perintah dan larangan kepada hamba-Nya dan tidak membebani syariat kepada hamba-Nya, kecuali yang dia mampu.
🔖 Allah ta'ala berfirman:
فَاتَّقُوا اللّٰہَ مَا اسۡتَطَعۡتُمۡ
"Maka bertakwalah kalian kepada Allah semampu kalian." (QS. At-Taghabun: 16)
🔖 Juga berfirman:
لَا یُکَلِّفُ اللّٰہُ نَفۡسًا اِلَّا وُسۡعَہَا ؕ
"Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya." (QS. Al-Baqarah: 286)
📌 Seandainya manusia dipaksa untuk melakukan suatu perbuatan, berarti dia dibebani dengan sesuatu yang dia tidak bisa lepas darinya, dan ini adalah anggapan yang batil. Oleh karena itu jika seseorang bermaksiat karena jahil (tidak mengerti hukumnya), atau karena lupa, atau dipaksa, maka dia tidak berdosa sebab dia ada uzur.
5. Bahwa takdir Allah ta'ala itu rahasia yang tersembunyi, tidak diketahui kecuali setelah terjadi apa yang ditakdirkan tersebut.
📌 Dan kehendak seseorang untuk melakukan sesuatu lebih dahulu muncul sebelum dia melakukannya, maka kehendaknya untuk berbuat sesuatu tidak didasarkan kepada pengetahuannya terhadap takdir Allah, maka dia tidak bisa beralasan dengan takdir, sebab seseorang tidak bisa beralasan dengan sesuatu yang tidak diketahuinya.
6. Bersambung insya Allah
•••━══ ❁✿❁ ══━•••
✍🏼 Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Kamis, 18 Jumadil Awwal 1440 H / 24 Januari 2019.
__________📘
🛑 Akhawati fillah, jika ada yang tidak dipahami, silakan dicatat untuk ditanyakan melalui admin grup masing-masing.
🍃Barakallahu fikunna 🍃
#NATauhid #NAT114
====================
📡 Bagi yang ingin mendapatkan faedah dari dars Kitab Tsalatsatul Ushul yang telah berlalu, silakan mengunjungi:
📠 Channel Telegram
● http://t.me/NAtauhid
● http://t.me/nisaaassunnah
🌐 Website
● http://www.nisaa-assunnah.com/p/natauhid.html
● http://www.nisaa-assunnah.com
🎀 Nisaa` As-Sunnah 🎀