Abu Ad-Darda' berkata kepada Ummu Ad-Darda' رضي الله عنهما,
"Apabila saya marah, maka kamu (berusahalah) untuk meridhakan saya.
Dan apabila kamu marah, maka saya akan (membuat) kamu ridha.
Jika kita tidak (melakukan) seperti itu, maka betapa cepatnya kita bercerai."
Raudhatul 'Uqala' hal. 106
Sumber:
Channel telegram ملتقى الأخوات السلفيات
http://t.me/salafiyet
Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah Zainab bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada hari Sabtu, 19 Jumadil Akhir 1438 H / 18 Maret 2017 M
http://www.nisaa-assunnah.com
http://t.me/nisaaassunnah
Nisaa` As-Sunnah
Faidah terkait:
PANGGILAN HORMAT BUAT SUAMIKU
Disebutkan di dalam kitab Ad-Daarul Mukhtar dari madzhab Hanafiyah penulis mengatakan:
"Makruh seorang istri memanggil suaminya dengan namanya"
Imam Ibnu 'Abidin رحمه الله mengatakan di dalam Hasyiyahnya:
"Dalam memanggil suami harus menggunakan lafadz yang mengandung penghormatan, seperti "Tuanku" atau yang semisalnya.
Dan dari Utsman bin 'Atho dari ayahnya mengatakan: Istri Imam Sa'id bin Musayyab berkata: "Kami tidak pernah berbicara kepada suami-suami kami kecuali seperti kalian berbicara kepada para penguasa kalian: Ashlahakalloh (semoga Alloh menjadikan kebaikan untuk anda), 'Aafaakalloh (semoga Alloh memberi keselamatan kepada anda)".
Dan Ummu Darda' apabila meriwayatkan hadits dari suaminya, Abi Darda', رضي الله عنه mengatakan: "Telah menceritakan kepadaku Tuanku ...."
Disebutkan di dalam Shohih Muslim dari jalur Tholhah bin 'Ubaidillah bin Kariz berkata: "Telah menceritakan kepadaku Ummu Darda', ia berkata: "Telah menceritakan kepadaku Tuanku bahwa beliau mendengar Rosululloh ﷺ bersabda (yang artinya):
"Siapa mendoakan kebaikan untuk saudaranya sementara saudaranya tidak ada di situ, maka malaikat yang ditugaskan kepadanya mengucapkan "Amin, dan buatmu kebaikan yang sama".
Imam Nawawi mengatakan dalam Syarah Shohih Muslim:
Perkataan Imam Muslim (Telah menceritakan kepadaku Ummu Darda', ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Tuanku ...) yang ia maksudkan "Tuanku" adalah suaminya, yaitu Abu Darda'.
Maka dalam hadits ini terdapat keterangan bolehnya seorang istri menyebut suaminya dengan "Tuanku" dan menghormatinya"... (Sekian dari Imam Nawawi).
Semoga Alloh merahmati para wanita awal umat ini, mereka telah meninggalkan teladan kebaikan (bagi umat belakang).
Faedah dari tulisan Syaikh Fawaz Al Madkholy hafizhahulloh
Copas dari Majmu'ah
مرحبا يا طالب العلم
الفقير الى عفو ربه ابو يحيى
FIK | @Forum_ilmiyahKarangAnyar
•┈┈┈┈•✿❁•••❁✿•┈┈┈┈•
Diposting ulang hari Jum'at, 26 Jumadil Awwal 1440 H / 1 Februari 2019 M
http://www.nisaa-assunnah.com
http://t.me/nisaaassunnah
Nisaa` As-Sunnah
CINTA PARA ISTRI SALAF KEPADA SUAMI-SUAMI MEREKA
#حب_زوجات_السلف_لأزواجهن
عن أم الدرداء،
أنها قالت: اللهم، إن أبا الدرداء خطبني فتزوجني في الدنيا،
اللهم فأنا أخطبه إليك،
وأسألك أن تزوجنيه في الجنة؛
فقال لها أبو الدرداء:
فإن أردت ذلك، فكنت أنا الأول فلا تتزوجي بعدي.
قال: فمات أبو الدرداء،
وكان لها جمال وحسن، فخطبها معاوية، فقالت:
لا والله، لا أتزوج زوجاً في الدنيا
حتى أتزوج أبا الدرداء إن شاء الله في الجنة.
المصدر:
حلية الأولياء(1/ 224 - 225)
┏━━━━┓
┗━━━━┛
Dari Ummu Darda', dia berkata,
"Ya Allah, sesungguhnya Abu Darda telah meminangku, kemudian dia menikahiku di dunia. Ya Allah, maka aku meminangnya kepada-Mu dan aku mohon agar Engkau menikahkan aku dengannya di surga."
Maka Abu Darda berkata kepadanya,
"Jika kamu menginginkan hal itu maka aku adalah (suamimu) yang pertama, maka janganlah kamu menikah lagi setelahku."
Maka Abu Darda wafat.
Sedangkan Ummu Darda adalah wanita yang memiliki kecantikan dan keindahan, maka Muawiyah datang meminangnya, Ummu Darda berkata,
"Tidak, Demi Allah. Aku tidak akan menikah lagi di dunia sehingga aku menikah dengan Abu Darda di surga insya Allah."
Sumber: Hilyatul Auliya (1/224-225)
•••●✿❁✿●•••
Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada hari Senin, 17 Shafar 1439 H / 6 November 2017 M
❃❀❃❀❃❀❃❀❃❀❃❀❃
□ http://t.me/nisaaassunnah
□ http://www.nisaa-assunnah.com
Nisaa` As-Sunnah FAEDAH SUAMI ISTRI
BEBERAPA SUNNAH DAN KEBIASAAN SALAF DI MUSIM DINGIN ATAU HUJAN
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••
ابن مسعود كان يستدفئ بامرأته في الشتاء وهي جنب وقد اغتسل ويتبرد بها في الصيف وهما كذلك
Ibnu Mas'ud biasa menghangatkan dirinya pada istrinya jika dingin, dalam keadaan dia junub dan beliau telah mandi, dan beliau pula biasa mendinginkan diri pada istrinya di musim panas dalam keadaan keduanya junub.
(Al-Mushannaf Abdurrazzaq Ash-Shan'ani 1/277)
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
قال عمر إني لأحب أن أسبقها إلى الغسل فأغتسل ثم أتكوى بها حتى أدفأ ثم أمرها فتغتسل
Umar berkata, "Yang aku senangi adalah aku mendahului istriku mandi, kemudian aku menghangatkan diri padanya sampai hangat, setelah itu baru aku suruh dia mandi."
(Al-Mushannaf Abdurrazzaq Ash-Shan'ani 1/276)
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
قالت أم الدرداء كان أبو الدرداء يغتسل ثم يجيئ وله قرقفة يستدفئ بي
Ummu Darda' berkata, "Biasa Abu Darda' setelah mandi beliau menggigil kedinginan, maka beliaupun menghangatkan dirinya padaku."
(Al-Mushannaf Ibnu Abi Syaibah 1/76)
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
عن إبرهيم التيمي أن عمر كان يستدفئ بامرأته بعد الغسل
Dari Ibrahim At-Taimi bahwa Umar (bin Khattab) biasa menghangatkan diri pada istrinya setelah mandi.
قال ابن عباس ذاك عيش قريش في الشتاء
Ibnu Abbas berkata, "Demikian kehidupan Quraisy di musim dingin."
(Al-Mushannaf Ibnu Abi Syaibah 1/76)
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
Faedah dari Al-Ustadz Usamah Faishal Mahri, Lc hafizhahullah
Diterjemahkan untuk grup WA Bisnis Malang Raya pada Selasa, 28 Al-Muharram 1437 H / 10 November 2015 M.
Diposting hari Senin, 26 Jumadil Akhir 1442 H / 8 Februari 2021 M
http://www.nisaa-assunnah.com
http://t.me/nisaaassunnah
Nisaa` As-Sunnah