AL-FIQH AL-MUYASSAR (PERTEMUAN 27): PEMBATAL - PEMBATAL WUDHU (BAGIAN 2)

PEMBATAL - PEMBATAL WUDHU (BAGIAN 2)


KAJIAN FIKIH
Dari kitab:
AL-FIQHU AL-MUYASSAR
(FIKIH PRAKTIS)


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد:

Akhawati fillah, semoga rahmat Allah dicurahkan untukku dan untuk kalian semua. Amin.

Akhawati fillah, melanjutkan kajian fikih, sampai pada bab kelima tentang WUDHU.

Bagian keenam, pembatal-pembatal wudhu ada 6:
Sesuatu yang keluar dari dua jalan.
Keluarnya najis dari tubuh yang lain.
Hilang atau tertutupnya akal.
Ketiganya telah kita kaji pada pekan yang lalu 

Sekarang kita lanjutkan poin keempat:

MENYENTUH KEMALUAN MANUSIA TANPA PEMBATAS

Berdasarkan hadits Busrah bintu Shafwan رضي الله عنها bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda,

من مس فرجه فليتوضأ

"Barang siapa menyentuh kemaluannya, maka hendaklah dia berwudhu." (HR. Abu Dawud, Nasa`i dan At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Dan dalam hadits Abu Ayyub dan Ummu Habibah:

من مس فرجه فليتوضأ

"Barang siapa menyentuh farjinya, maka hendaklah dia berwudhu." (HR. Ibnu Majah)

MAKAN DAGING UNTA

Berdasarkan hadits Jabir bin Samurah, bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi صلى الله عليه وسلم,  "Apakah kami perlu berwudhu karena makan daging kambing?"
Beliau menjawab,

إن شئت توضأ وإن شئت لا تتوضأ

"Jika kamu berkehendak, maka berwudhulah, dan jika kamu berkehendak, maka jangan berwudhu."

Lalu orang tersebut bertanya lagi, "Apakah kami perlu berwudhu karena makan daging unta?"
Beliau menjawab,

 نعم،  توضأ من لحوم الإبل

"Ya, berwudhulah disebabkan makan daging unta." (HR. Muslim)

MURTAD DARI ISLAM

Berdasarkan firman Allah ta'ala,

وَمَن يَكْفُرْ بِالْإِيمَانِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ

"Barang siapa kafir setelah beriman, maka sungguh telah terhapus amalnya." (QS. Al-Maidah: 5)

Dan semua yang mewajibkan MANDI itu mewajibkan WUDHU,  kecuali kematian.

Bagian ketujuh

IBADAH YANG MENGHARUSKAN BERWUDHU

Wajib bagi mukallaf berwudhu untuk perkara-perkara berikut:

SHALAT

Berdasarkan hadits Ibnu Umar رضي الله عنهما yang diriwayatkan secara marfu':

لا يقبل الله صلاة بغير طهور،  ولا صدقة من غلول

"Allah tidak menerima shalat tanpa bersuci dan tidak menerima sedekah dari hasil pencurian (ghanimah)." (HR. Muslim dan At-Tirmidzi)

THAWAF DI KA'BAH

Baik thawaf wajib maupun sunnah.

Berdasarkan perbuatan Nabi صلى الله عليه وسلم:

فإنه توضأ ثم طاف بالبيت

"Sesungguhnya beliau berwudhu kemudian thawaf di Baitullah." (Muttafaqun 'alaih)

Dan berdasarkan sabda Nabi صلى الله عليه وسلم,

الطواف بالبيت صلاة إلا أن الله أباح فيه الكلام

"Thawaf di Baitullah adalah shalat, hanya saja Allah membolehkan berbicara di dalamnya." (HR. Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

Juga karena Nabi صلى الله عليه وسلم melarang wanita haidh untuk thawaf sampai dia suci. (Muttafaqun 'alaih)

MENYENTUH MUSHAF TANPA PEMBATAS

Berdasarkan firman Allah ta'ala,

لَّا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ

"Tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang suci." (QS. Al-Waqi'ah: 79)

Dan berdasarkan sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم,

لا يمس القرآن إلا طاهر

"Tidak menyentuh Al-Qur'an kecuali orang yang suci." (HR. Malik, Ad-Daruquthni, Al-Baihaqi, dan Al-Hakim, dishahihkan oleh Al-Albani)

Bagian kedelapan:

IBADAH YANG DISUNNAHKAN BERWUDHU

Dianjurkan dan disunnahkan berwudhu dalam keadaan berikut:

Dzikir kepada Allah dan ketika membaca Al-Qur'an.

Setiap akan shalat.

Karena Nabi صلى الله عليه وسلم selalu mengerjakannya.

Sebagaimana dalam hadits Anas رضي الله عنه berkata,

كان النبي صلى الله عليه وسلم يتوضأ عند كل صلاة

"Nabi صلى الله عليه وسلم berwudhu setiap kali shalat." (HR. Bukhari)

Sunnah berwudhu bagi orang junub, jika:
dia akan mengulangi jimak,
dia akan tidur, atau
dia akan makan atau minum.

Berdasarkan hadits Abu Said  Al-Khudri رضي الله عنه, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

إذا أتى أحدكم أهله ثم أراد أن يعود فليتوضأ

"Apabila salah seorang dari kalian mendatangi (menggauli) istrinya, kemudian dia ingin mengulangi, maka hendaklah dia berwudhu."  (HR. Muslim)

Dan berdasarkan hadits Aisyah رضي الله عنها,

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان إذا أراد أن ينام وهو جنب، توضأ وضوءه للصلاة قبل أن
ينام

"Bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم apabila akan tidur dalam keadaan beliau junub, maka beliau berwudhu seperti wudhu akan shalat sebelum tidur." (HR. Muslim)

Dan dalam riwayat lain dari Aisyah رضي الله عنها,

فأراد أن يأكل أو ينام

"Maka apabila beliau akan makan atau tidur."

Lihat hadits di atas dan hadits berikutnya.

BERWUDHU SEBELUM MANDI JUNUB

Berdasarkan hadits Aisyah رضي الله عنها dia berkata,

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا اغتسل من الجنابة يبدأ فيغسل يديه ثم يفرغ بيمينه على شماله فيغسل فرجه، ثم يتوضأ وضوءه للصلاة...

"Apabila Rasulullah صلى الله عليه وسلم mandi junub, maka beliau memulai dengan mencuci kedua tangan beliau, kemudian menuangkan air dengan tangan kanan ke tangan kiri beliau, lalu beliau mencuci kemaluan beliau, kemudian berwudhu seperti wudhu untuk shalat..." HR. Muslim) 

KETIKA AKAN TIDUR

Berdasarkan hadits Al-Bara` bin Azib رضي الله عنه berkata,  Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

إذا أتيت مضجعك فتوضأ وضوىك للصلاة،  ثم اضطجع على شقك الأيمن...

"Apabila kamu datang ke tempat tidurmu, maka berwudhulah seperti wudhumu untuk shalat, kemudian berbaringlah miring ke sisi badanmu sebelah kanan..." (HR.  Bukhari)

Alhamdulillah selesai bab kelima

Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah Zainab bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada hari Rabu, 16 Shafar 1438 H / 16 November 2016 M


Akhawati fillah, jika ada yang tidak dipahami, silakan dicatat untuk ditanyakan ketika jadwal Tanya Jawab, hari Kamis dan Jum'at pekan pertama bulan depan

Barakallahu fikunna


Bagi yang ingin mendapatkan faedah dari dars kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar, silakan mengunjungi:

Website: 
       ● http://www.nisaa-assunnah.com
       ● http://annisaa.salafymalangraya.or.id

Channel Telegram:
       ● http://tlgrm.me/nisaaassunnah
       ● http://tlgrm.me/fiqihmukminah



Nisaa` As-Sunnah
Lebih baru Lebih lama