KAJIAN FIKIH
Dari kitab:
Fiqhu Al-Mar`ati Al-Muslimati
Penulis:
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin _رحمه الله_
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد:
Akhawati fillah, marilah kita lanjutkan kajian kita ke bab yang baru, yakni bab:
SIFAT SHALAT
Yang pertama perlu dipelajari tentang SHALAT adalah:
yakinlah bahwasanya ketika kamu berdiri untuk shalat, maka sesungguhnya engkau
berdiri di hadapan Allah azza wajalla yang
mengetahui khianatnya mata dan apa yang disembunyikan di dalam dada,
mengetahui bisikan-bisikan di dalam jiwamu.
Maka setelah engkau meyakini hal itu, jagalah hatimu agar tersibukkan hanya dengan shalatmu, sebagaimana tubuhmu sibuk dalam shalat.
Tubuhmu menghadap KIBLAT seperti yang diperintahkan oleh Allah azza wajalla, maka
hatimu hendaklah kamu hadapkan juga ke hadirat Allah azza wajalla.
Adapun orang shalat yang menghadapkan tubuhnya ke arah yang diperintahkan, akan tetapi HATINYA tidak menghadap Allah, bahkan mungkin hatinya hilang entah ke mana, tidak ikut bersamanya ketika shalat, maka ini adalah shalat yang penuh dengan kekurangan.
Bahkan sebagian ulama berpendapat; apabila mayoritas dalam shalatnya dipenuhi dengan was-was, tidak ada kekhusyukan, maka hal itu membatalkan shalat.
Perkara ini sangat PENTING !!
Maka apabila kamu menghadap untuk shalat, YAKINLAH bahwa kamu sedang menghadap kepada Allah azza wajalla.
Dan jika kamu telah berdiri untuk shalat, YAKINLAH bahwa kamu sedang bermunajat (berdialog) dengan Allah azza wajalla.
Sebagaimana sabda Rasulullah _صلى الله عليه وسلم_,
إذا قام أحدكم يصلي، فإنه يناجي ربه
"Apabila salah seorang kalian berdiri untuk shalat, maka sesungguhnya dia sedang bermunajat kepada Rabb-nya." (HR. Muttafaqun 'alaihi)
pengagungan kepada Allah,
cinta kepada-Nya, dan
taqarrub/dekat kepada-Nya.
Mulailah dengan BERTAKBIR, dan ucapkan
ALLAHU AKBAR, bersamaan dengan takbir ini, ANGKATLAH kedua tanganmu sejajar dengan kedua BAHU atau setinggi kedua TELINGAMU bagian atas.
Lalu letakkan tangan kananmu di atas tangan kirimu, yakni pada LENGAN (lengan kanan di atas lengan kiri).
Sebagaimana telah shahih dalam riwayat Bukhari dari hadits Sahl bin Sa'ad _رضي الله عنه_ berkata,
كان الناس يؤمرون أن يضع الرجل يده اليمنى على ذراعه اليسرى في الصلاة
"Manusia diperintah agar seseorang meletakkan tangan kanannya di atas lengan kirinya di dalam shalat." (HR. Bukhari)
نهى عن رفع البصر إلى السماء في الصلاة
"Melarang mengangkat pandangan ke langit ketika shalat." (HR. Bukhari)
لينتهين أقوام يرفعون أبصارهم إلى السماء في الصلاة أو لا ترجع إليهم
"Hendaklah sungguh-sungguh berhenti suatu kaum dari mengangkat pandangan mereka ke langit ketika shalat, atau tidak dikembalikan kepada mereka (pandangannya)." (HR. Muttafaqun 'alaihi)
Maka TUNDUKKAN pandanganmu dan juga KEPALAMU.
Akan tetapi sebagaimana perkataan para ulama,
لا يضع ذقنه على صدره
"Tidak meletakkan dagunya di atas dadanya."
dagu (tempat tumbuhnya jenggot) menempel pada dada.
Akan tetapi menunduk sehingga ada sedikit jarak antara dagu dengan dada.
Kemudian bacalah istiftah
Bersambung insya Allah
Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah Zainab bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Selasa, 17 Muharram 1438 H / 18 Oktober 2016 M.
Akhawati fillah, jika ada yang tidak dipahami, silakan dicatat untuk ditanyakan ketika jadwal Tanya Jawab hari Kamis dan Jum'at bulan depan.
Barakallahu fikunna
===================
Bagi yang ingin mendapatkan faedah dari dars Kitab Fiqh Al-Mar`ah Al-Muslimah yang telah berlalu, silakan mengunjungi:
Website:
● www.nisaa-assunnah.com
● http://annisaa.salafymalangraya.or.id
Channel Telegram:
● http://tlgrm.me/nisaaassunnah
● http://tlgrm.me/fiqihwanitamuslimah
Nisaa` As-Sunnah