KAJIAN FIKIH
Dari kitab:
AL-FIQHU AL-MUYASSAR
(FIKIH PRAKTIS)
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد:
BAB KEEMPAT
SIWAK DAN SUNNAH-SUNNAH FITHRAH
Bab ini terdiri dari beberapa bagian:
SIWAK yaitu menggunakan ranting atau semisalnya pada gigi atau gusi, untuk membersihkan sisa-sisa makanan atau bau tak sedap yang ada pada gigi atau gusi.
1. Bagian Pertama:
HUKUM SIWAK:
Siwak hukumnya SUNNAH di semua waktu, sehingga orang yang sedang berpuasa tidak mengapa andaikata dia bersiwak, sama saja, baik di waktu pagi atau sore, karena Nabi _صلى الله عليه وسلم_ menganjurkannya secara mutlak tanpa membatasinya dengan waktu tertentu, di mana beliau bersabda,
السواك مطهرة للفم مرضاة للرب
"Siwak itu alat pembersih mulut dan mendatangkan ridha Rabb." (HR. Bukhari, Ahmad, dan Nasa`i)
لولا أن أشق على أمتي لأمرتهم بالسواك عند كل صلاة
"Seandainya aku tidak memberatkan umatku, sungguh aku perintahkan mereka bersiwak setiap kali akan shalat." (HR. Muttafaqun alaihi)
Bersiwak itu ditekankan ketika:
berwudhu,
bangun tidur,
bau mulut berubah,
membaca Al-Quran,
akan shalat,
masuk masjid, dan
masuk rumah.
Berdasarkan hadits Al-Miqdam bin Syuraih dari bapaknya, dia berkata, "Aku bertanya kepada Aisyah _رضي الله عنها_:
قلت: بأي شيء كان يبدأ النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل بيته؟ قالت: بالسواك
"Aku bertanya, 'Apabila masuk rumahnya, dengan apa Nabi صلى الله عليه وسلم memulai?' Dia menjawab, 'Dengan bersiwak'." (HR. Muslim)
diam lama, dan
gigi menguning.
Berdasarkan hadits-hadits di atas, dan juga hadits berikut:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا قام من الليل يشوص فاه بالسواك
"Rasulullah صلى الله عليه وسلم ketika bangun tidur di malam hari, maka beliau menggosok mulutnya dengan siwak." (HR. Muttafaqun alaihi)
3. DENGAN APA BERSIWAK?
Disunnahkan bersiwak dengan menggunakan RANTING BASAH yang:
tidak (mudah) hancur, dan
tidak melukai mulut.
Karena Nabi _صلى الله عليه وسلم_ bersiwak dengan menggunakan ranting pohon Arak.
Boleh bersiwak (memegang siwak) dengan tangan kanan atau dengan tangan kiri. Perkaranya dalam masalah ini luas.
Apabila pada saat berwudhu dia tidak memiliki siwak, maka bisa bersiwak dengan JARI TANGANNYA, sebagaimana diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib _رضي الله عنه_ tentang sifat wudhu Nabi _صلى الله عليه وسلم. (HR. Imam Ahmad dalam Al-Musnad, 1/158, dishahihkan oleh Ibnu Hajar dalam At-Talkhis Al-Habir, 1/70)
4. FAEDAH-FAEDAH SIWAK
Bersambung insya Allah
Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah Zainab bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada hari Rabu, 19 Dzulhijjah 1437 H / 21 September 2016 M
Akhawati fillah, jika ada yang tidak dipahami, silakan dicatat untuk ditanyakan ketika jadwal Tanya Jawab, hari Kamis dan Jum'at pekan pertama bulan depan
Barakallahu fikunna
Bagi yang ingin mendapatkan faedah dari dars kitab Al-Fiqh Al-Muyassar, silakan mengunjungi:
Website
● http://annisaa.salafymalangraya.or.id
Channel Telegram
● http://bit.ly/nisaaassunnah
● http://bit.ly/fiqihmukminah
Nisaa` As-Sunnah