KAJIAN FIQIH
Dari kitab:
Fiqhu al-Mar'ati al-Muslimati
Penulis:
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin رحمه الله
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد :
Saudaraku seiman, semoga rahmat Allah dilimpahkan kepadaku dan kepada kalian semua.
HUKUM-HUKUM ISTIHADHAH
Dari keterangan sebelumnya kita telah mengetahui kapan darah itu dikatakan darah haidh dan kapan dikatakan darah istihadhah, ketika itu sebagai darah haidh maka ditetapkan baginya hukum-hukum haidh, dan ketika itu termasuk istihadhah maka ditetapkan padanya hukum-hukum istihadhah. Sebelumnya telah dijelaskan hukum-hukum haidh.
Adapun hukum-hukum istihadhah, maka seperti hukum-hukum wanita dalam keadaan suci, maka tidak ada beda antara wanita istihadhah dengan wanita suci, kecuali ada perbedaan pada hal-hal sebagai berikut:
Bagi wanita istihadhah ada ketentuan:
1. Wajib berwudhu setiap kali akan shalat, berdasarkan sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم kepada Fathimah binti Abi Hubaisy:
ثُمَّ تَوَضَّئِيْ لِكُلِّ صَلاَةٍ
"Kemudian berwudhulah kamu di setiap shalat." (HR. Bukhari)
Adapun jika bukan shalat yang tertentu waktunya (yakni akan shalat sunnah) maka dia boleh berwudhu apabila ingin mengerjakannya (mengerjakan shalat sunnah).
2. Jika akan berwudhu maka dia harus membersihkan sisa-sisa darah terlebih dahulu, kemudian menggunakan kain atau kapas untuk menahan darah, berdasarkan sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم kepada Hamnah:
أَنْعَتُ لَكِ الْكُرْسَفَ فَإِنَّهُ يُذْهِبُ الدَّمَ
"Saya terangkan kepadamu agar memakai kapas karena hal itu bisa menghentikan darah."
"Darahnya sangat banyak."
فَاتَّخِذِيْ ثَوْبًا
"Maka pakailah kain."
"Darahnya lebih banyak dari itu."
فَتَلَجَّمِيْ
"Maka tahanlah (dengan kain yang diikat)." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ahmad)
اجْتَنِبِيْ الصَّلاًةَ أَيَّامِ حَيْضًتًك ثٌمَّ اغْتَسِلٍيٍ وَتَوَضَّئِيْ لٌكُلِِّ صَلاَةٍ، ثُمَّ صَلِّيْ، وَإِنْ قَطَرَ الدَّم عَلَى الْحَصِيْرِ
"Tinggalkan shalat pada hari-hari haidhmu kemudian mandilah dan berwudhulah setiap akan shalat, lalu shalatlah meskipun darah menetes di atas tikar." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
فاعتزلوا النساء في المحيض
"Maka jauhilah oleh kalian wanita-wanita yang sedang haidh." (QS. Al-Baqarah: 222)
Mengerjakan shalat saja boleh bagi wanita istihadhah begitu pula jimak.
Adapun pendapat yang mengqiyaskan (menyamakan) menjimaki wanita istihadhah seperti menjimaki wanita haidh maka ini tidak benar, sebab istihadhah tidak sama dengn haidh, apalagi jika sampai menghukumi haram, begitu pula qiyas/menyamakan tidak benar jika ada perbedaan antara satu dengan yang lain.
NIFAS DAN HUKUM-HUKUMNYA
Bersambung in sya Allah
Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah Zainab bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada hari Selasa, 27 Jumadil Akhir 1437 H / 5 April 2016 H
Nisaa' As-Sunnah