KAJIAN TAUHID
Dari kitab:
Tsalatsatul Ushul
(=Tiga Landasan Utama)
Penulis :
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab رحمه الله تعالى
Syarah/Penjelasan oleh:
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin رحمه الله
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد:
Saudaraku seiman, semoga Rahmat Allah dilimpahkan untukku dan untuk kalian semua, Amin.
Pada kajian yang lalu, kita telah mengkaji 3 perkara yang wajib untuk kita pelajari, yakni:
✔1. Ilmu
✔2. Mengamalkan ilmu
✔3. Mendakwahkan ilmu
Sekarang kita kaji yang terakhir, yakni no. 4:
4. اَلصَّبْرُ عَلَى الْأَذَى فِيْهِ
SABAR DALAM MENGHADAPI SEGALA RINTANGAN dalam menuntut ilmu, mengamalkannya dan berdakwah kepadanya.
SABAR adalah sikap menahan diri:
- Di atas ketaatan kepada Allah
- Dari bermaksiat kepada Allah
- Dari marah kepada takdir Allah
Jadi sabar yaitu:
Menahan diri dari marah, mengeluh dan lemah.
Dan harus tetap semangat dalam dakwah mengajak kepada agama Allah, meskipun mendapat gangguan.
Karena mengganggu para da'i yang mengajak kepada kebaikan adalah tabiat manusia, kecuali orang yang diberi hidayah oleh Allah.
Allah ta'ala berfirman kepada Nabi-Nya,
{وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِّن قَبْلِكَ فَصَبَرُوا عَلَىٰ مَا كُذِّبُوا وَأُوذُوا حَتَّىٰ أَتَاهُمْ نَصْرُنَا ۚ } [الأنعام : 34]
Setiap kali gangguan itu bertambah kuat, akan semakin cepat datangnya pertolongan.
Dan pertolongan itu tidak khusus didapati ketika dia masih hidup sehingga dia bisa melihat keberhasilan dakwahnya, tapi pertolongan dan keberhasilan itu terkadang baru muncul setelah kematiannya, yakni dengan Allah menjadikan hati manusia banyak mau menerima dakwahnya, mau mengambilnya dan mengikutinya, maka hal tersebut merupakan pertolongan Allah kepada da'i tersebut meskipun dia telah wafat.
KETERANGAN PEN.:
Contoh pertolongan Allah kepada Al-Imam Ahmad bin Hambal dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمهما الله, di mana ketika masa hidupnya dakwah mereka banyak ditentang, dimusuhi dan ditolak, bahkan keduanya sampai dipenjara, tapi keduanya tetap sabar dalam berdakwah, maka Allah memberi pertolongan serta kemenangan kepada keduanya setelah mereka meninggalkan dunia fana ini, di mana dakwah keduanya diterima oleh kaum muslimin di seluruh dunia, dan nama keduanya selalu disebut oleh setiap thalibul ilmi. (selesai keterangan pen.)
Oleh karena itu seorang da'i WAJIB SABAR dalam berdakwah dan terus-menerus dalam dakwahnya, sabar di atas apa yang didakwahkannya berupa agama Allah azza wa jalla, sabar terhadap apa yang menghalangi dakwahnya, sabar dalam menghadapi gangguan terhadap diri pribadinya.
Demikianlah para Rasul صلوات الله وسلامه عليهم mereka diganggu, baik berbentuk ucapan maupun perbuatan.
Allah ta'ala berfirman,
{كَذَٰلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِن قَبْلِهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا قَالُوا سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ} [الذاريات : 52]
Allah ta'ala juga berfirman,
{وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِّنَ الْمُجْرِمِينَ ۗ } [الفرقان : 31]
Akan tetapi seorang da'i harus menghadapi semua itu dengan sabar.
Lihatlah firman Allah kepada Rasul-Nya:
{إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ تَنزِيلًا} [الانسان : 23]
Yang dinantikan kalimat selanjutnya, seharusnya kalimat 'Maka bersyukurlah engkau wahai Muhammad terhadap nikmat Rabbmu'
Tapi ternyata kalimat berikutnya Allah ta'ala berfirman,
{فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ...} [القلم : 48]
Ini menunjukkan bahwa, semua orang yang menjalankan Al-Qur'an, pasti mendapati segala sesuatu yang membutuhkan sikap sabar.
Lihatlah keadaan Nabi صلى الله عليه وسلم ketika dilempari oleh kaum beliau, sampai beliau berdarah, sambil mengusap darah dari wajah, beliau berdoa,
اللّٰهُمَّ ٱغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُونَ
Maka seorang da'i harus:
- Sabar, dan
- Mengharap pahala
Dan sabar itu ada tiga:
1. Sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah.
2. Sabar dari menjauhi larangan-larangan Allah.
3. Sabar atas takdir Allah yang berlaku, baik berupa hal-hal yang tidak ada campur tangan para hamba, maupun takdir yang Allah tentukan melalui campur tangan sebagian hamba-Nya, berupa gangguan dan permusuhan.
Dalilnya...
Bersambung in sya Allah
Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah Zainab bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Kamis, 4 Rabi'ul Akhir 1437 H / 14 Januari 2016
http://annisaa.salafymalangraya.or.id
Channel Telegram
http://bit.ly/NisaaAsSunnah
Nisaa` As-Sunnah