KAJIAN FIQIH
Dari kitab:
Tanbiihat 'ala Ahkaamin Takhtashshu bil Mu`minat
Penulis:
Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan حفظه الله
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله رب العالمين، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد:
5. APA YANG DILAKUKAN WANITA KETIKA IHRAM
Wanita melakukan apa saja seperti yang dilakukan laki-laki, yakni:
a. Mandi
b. Membersihkan tubuh, dengan cara:
c. Mencukur rambut farji dan bulu ketiak
d. Menggunting kuku
e. Menghilangkan bau yang tidak sedap
Agar tidak perlu lagi melakukan hal di atas ketika ihram, karena telah terlarang selama ihram.
Jika tidak perlu melakukan hal di atas, maka tidak harus melakukannya, karena itu bukan kekhususan amalan ihram.
Boleh juga memakai minyak penyegar di tubuhnya, asalkan bau harumnya tidak terlalu kuat.
Dalilnya:
Hadits Aisyah رضي الله عنها:
كنا نخرج مع رسول الله صلى الله عليه وسلم فنضمد جباهنا بالمسك عند الإحرام فإذا عرقت إحدانا سال وجهها فيراها النبي صلى الله عليه وسلم فلا ينهانا
"Kami keluar (haji) bersama Rasulullah صلى الله عليه وسلم, maka kami mengoleskan minyak misk di dahi kami ketika akan ihram, jika salah seorang kami berkeringat, maka mengalirlah minyak itu di wajahnya, maka Nabi صلى الله عليه وسلم melihat itu dan beliau tidak melarang kami."
(HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Imam Asy-Syaukani berkata dalam Nailul Authar (5/12):
"Diamnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم menunjukkan bolehnya hal itu, karena beliau tidak pernah diam jika melihat yang bathil"
Keterangan pen:
Minyak misk, adalah minyak wangi khusus untuk wanita, di zaman Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang biasa dipakai ummahatul mu'minin dan para shahabiyah, bentuknya:
(a) Krim lembut (memakainya dengan cara dioleskan ke tubuh)
(b) Berwarna merah
(c) Bau harumnya lembut
Adapun di zaman sekarang, minyak misk yang berwarna merah hampir tidak ada, yang ada sekarang berwarna putih, cair agak kental (bukan berbentuk krim), dan baunya masih tetap lembut.
6. Bersambung insyaAllah
وصلى الله على نبيا محمد وعلى اله والحمدلله رب العالمين
Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah Zainab hafizhahallah pada hari Rabu, 4 Dzulqa'dah 1436 H / 19 Agustus 2015 M.
WA Nisaa` As-Sunnah