ﻓﻘﻪ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﺔ
ﻟﻔﻀﻴﻠﺔ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺻﺎﻟﺢ ﺍﻟﻌﺜﻴﻤﻴﻦ
KAJIAN KITAB
FIQH AL MAR'ATUL MUSLIMAH
Oleh Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
ﺍﻟﺤﻤﺪﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ, ﻭﺍﻟﺼﻠﺎﺓ ﻭﺍﻟﺴﻠﺎﻡ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻟﻪ ﻭﺍﺻﺤﺎﺑﻪ ﻭﻣﻦ ﻭﺍﻟﺎﻩ, ﺍﻣﺎ ﺑﻌﺪ
ﺃﺧﻮﺍﺗﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﺭﺣﻤﻨﻲ ﻭﺭﺣﻤﻜﻢ ﺍﻟﻠﻪ
ﺍﻟﺤﻤﺪﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ, ﻭﺍﻟﺼﻠﺎﺓ ﻭﺍﻟﺴﻠﺎﻡ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻟﻪ ﻭﺍﺻﺤﺎﺑﻪ ﻭﻣﻦ ﻭﺍﻟﺎﻩ, ﺍﻣﺎ ﺑﻌﺪ
ﺃﺧﻮﺍﺗﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﺭﺣﻤﻨﻲ ﻭﺭﺣﻤﻜﻢ ﺍﻟﻠﻪ
Melanjutkan kajian fiqh, kita sampai pada SUNNAH-SUNNAH WUDHU yang keenam:
6. Bersungguh-sungguh ketika berkumur-kumur dan istinsyaq/menghirup air ke hidung, bagi yang tidak puasa.
Yakni, termasuk sunnah wudhu bersungguh-sungguh ketika berkumur-kumur dan istinsyaq. Maksud dari bersungguh-sungguh ketika berkumur-kumur, memutar AIR di mulut dengan kuat sehingga air mengenai SEMUA rongga mulut.
Bersungguh-sungguh ketika istinsyaq, yakni menghirup dengan KUAT air ke hidung.
Adapun WAJIBnya hanya sekedar berkumur-kumur dengan memutar air di mulut. Dan WAJIBnya istinsyaq, hanya sekedar menghirup air sampai masuk ke hidung.
6. Bersungguh-sungguh ketika berkumur-kumur dan istinsyaq/menghirup air ke hidung, bagi yang tidak puasa.
Yakni, termasuk sunnah wudhu bersungguh-sungguh ketika berkumur-kumur dan istinsyaq. Maksud dari bersungguh-sungguh ketika berkumur-kumur, memutar AIR di mulut dengan kuat sehingga air mengenai SEMUA rongga mulut.
Bersungguh-sungguh ketika istinsyaq, yakni menghirup dengan KUAT air ke hidung.
Adapun WAJIBnya hanya sekedar berkumur-kumur dengan memutar air di mulut. Dan WAJIBnya istinsyaq, hanya sekedar menghirup air sampai masuk ke hidung.
Bersungguh-sungguh ketika berkumur-kumur dan istinsyaq, hukumnya MAKRUH bagi yang sedang berpuasa. Karena dikhawatirkan air TERTELAN lewat tenggorokan maupun hidung, masuk ke dalam perut.
Dalilnya, bersabda Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ kepada Laqith ibn Shabirah رضي الله عنه:
Apabila seseorang ada penyakit dalam rongga hidungnya, maka jangan istinsyaq dengan menghirup kuat-kuat, karena dikhawatirkan akan semakin parah penyakitnya dan bisa jadi akan keluar nanah dari hidungnya, maka sederhanalah ketika istinsyaq untuk mencegah penyakitnya semakin parah.
7. Mendahulukan anggota KANAN dari yang kiri, karena Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ suka mendahulukan yang kanan dalam semua perkara.
Dari Ummul Mukminin Aisyah ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ berkata:
8. Menggosok.
9. Menyela-nyela jari tangan dan kaki.
Dalilnya, bersabda Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ kepada Laqith ibn Shabirah رضي الله عنه:
ﺃﺳﺒﻎ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ، ﻭﺧﻠﻞ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﺄﺻﺎﺑﻊ، ﻭﺑﺎﻟﻎ ﻓﻲ ﺍﻟﺎﺳﺘﻨﺸﺎﻕ، ﺍﻟﺎ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﺻﺎئما
"Sempurnakan wudhu, sela-selai jari-jari, kuatlah ketika istinsyaq, kecuali jika kamu puasa." (HR. At-Tirmidzi, shahih)
Apabila seseorang ada penyakit dalam rongga hidungnya, maka jangan istinsyaq dengan menghirup kuat-kuat, karena dikhawatirkan akan semakin parah penyakitnya dan bisa jadi akan keluar nanah dari hidungnya, maka sederhanalah ketika istinsyaq untuk mencegah penyakitnya semakin parah.
7. Mendahulukan anggota KANAN dari yang kiri, karena Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ suka mendahulukan yang kanan dalam semua perkara.
Dari Ummul Mukminin Aisyah ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ berkata:
ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﺤﺐ ﺍﻟﺘﻴﻤﻦ ﻓﻲ ﺷﺄﻧﻪ ﻛﻠﻪ ﻓﻲ ﺗﻨﻌﻠﻪ ﻭﺗﺮﺟﻠﻪ ﻭﻃﻬﻮﺭﻩ
"Adalah Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ suka mendahulukan yang kanan dalam segalanya, ketika memakai sandal, bersisir dan ketika bersuci." (HR. Al-Bukhari Muslim)
8. Menggosok.
9. Menyela-nyela jari tangan dan kaki.
10. Sederhana dalam menggunakan air.
11. Berdoa setelah wudhu.
Adalah Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ berdoa:
12. Salat dua raka'at sesudah wudhu.
Dalinya, hadits Bilal رضي الله عنه, bahwa Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ bertanya kepada Bilal:
"Ya Bilal, dengan amalan apa sehingga engkau bisa mendahului aku dalam surga? Tidaklah aku masuk surga, kecuali aku mendengar suara sandalmu di depanku. Semalam aku masuk surga (ketika Mi'raj, pent.), lalu aku dengar suara sandalmu didepanku."
11. Berdoa setelah wudhu.
Adalah Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ berdoa:
ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻟﺎﺍﻟﻪ ﺍﻟﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺪﻩ ﻟﺎ ﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ، ﻭﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻣﺤﻤﺪﺍ ﻋﺒﺪﻩ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ، ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﺟﻌﻠﻨﻲ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻮﺍﺑﻴﻦ ﻭﺍﺟﻌﻠﻨﻲ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺘﻂﻬﺮﻳﻦ.
(HR. At-Tirmidzi)
12. Salat dua raka'at sesudah wudhu.
Dalinya, hadits Bilal رضي الله عنه, bahwa Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ bertanya kepada Bilal:
"Ya Bilal, dengan amalan apa sehingga engkau bisa mendahului aku dalam surga? Tidaklah aku masuk surga, kecuali aku mendengar suara sandalmu di depanku. Semalam aku masuk surga (ketika Mi'raj, pent.), lalu aku dengar suara sandalmu didepanku."
Maka Bilal menjawab:
"Ya Rasulallah, tidaklah aku adzan kecuali aku shalat dua raka'at, dan tidaklah aku berhadats kecuali aku berwudhu, lalu aku shalat dua raka'at."
Maka Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ bersabda:
"Dengan amalan shalat dua raka'at itu."
13. Termasuk SUNNAH wudhu, tidak MUBADZIR dalam menggunakan air, karena Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ berwudhu hanya dengan SATU MUD, dan mandi dengan SATU SHA'.
SATU MUD = seukuran dua telapak tangan penuh
Sampai disini SELESAI sunnah-sunnah wudhu.
SIFAT-SIFAT WUDHU:
Bersambung insya Allah.
ﻭﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﻧﺒﻴﻨﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻟﻪ ﻭﺍﻟﺤﻤﺪﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ
Diterjemahkan oleh:
Al-Ustadzah Ummu Abdillah Zainab bintu Ali Bahmid hafizhahallah.
WA. Nisaa' As-Sunnah.